Kamis, 17 Oktober 2013
paragraf ini, terinspirasi dari kisah nyata seorang sahabat :(
Tampak dari kaca bening
di sisi lorong, deretan panjang tempat tidur beroda. Di atas tempat tidur beroda nomor 14, sesosok ibu berbaring tak berdaya.
Dengan sabar, sang suami mengayunkan kipas tangan, berharap angin yang
ditimbulkan berhembus semilir membelai tubuh sang istri. Tubuh yang dulu bugar
berisi kini tinggal kulit membalut tulang. Seorang lelaki bernama Ravki
mendekati nomor 14 yang tertempel di tembok, kemudian terduduk lemah di lantai.
Ravki tak kuasa menahan aliran air mata. Kanker dalam tubuh ibunya ternyata tak
lagi dapat dikendalikan laju pertumbuhannya. Payudara, paru-paru, dan tulang
belakang tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Ayah Ravki menghampiri Ravki
sambil tersenyum, menepuk punggung dan mengisyaratkan Ravki untuk bangkit.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar