Selasa, 27 November 2012

lorong waktu


Hanya tiga orang kurang kerjaan narsis-narsisan di sungai.

iya, tapi makna yang terkandung di dalmnya sangat luas.
dulu, November 2007, aku masuk di sebuah organisasi yang benar-benar mengasah mental.
sebuah organisasi bernama Korps Sukarela Universitas Sanata Dharma.
Korps, ya, kebersamaan dengan rasa saling memiliki.
Sukarela, ya, kami tak pernah melakukan sesuatu dengan pamrih.
bagian dari universitas dimana aku menuntut ilmu, ya, Sanata Dharma.
 dengan semangat kemanusiaan kami menjalani kegiatan.

bergelut di dalamnya merupakan pengalaman yang wow banget.
awal masuk saja mental yang digojlok!
dibentak-bentak, merayap, push up, jalan jongkok, merupakan satu set aktivitas yang menjadi makanan sehari-hari.
hal yang paling enek tapi ngangeni adalah makan dalam waktu 5 menit, dengan porsi pekerja bangunan, nasi lauk oseng dan tempe yang kemudian dicampur dengan tangan, makanan 22 orang dijadikan satu.
hal yag paling berkesan adalah ketika harus masuk sungai dan akhirnya DILANTIK!!!
ya, organisasi seperti itu yang akhirnya memberiku banyak pengalaman.
*nnton acara musik TV live secara gratis
*tatap muka dengan artis Indonesia
*tidur di dalam ambulance
*dengan jurusanku yang guru SD bisa ngajar SMA :))

sampai pada suatu waku aku mundur perlahan dari dunia itu, fokus mengejar gelar.
ku raih gelar, kemudian aku masuk ke dunia yang benar-benar dunia ku. dunia anak-anak, dunia Sekolah Dasar. sesuai dengan jurusan yang aku ambil, bahkan sesuai dengan cita-citaku!

sampai akhirnya aku menyadari kerinduan yang mendalam pada organisasi yang telah membentuk mentalku.
ya! KSR Universitas Sanata Dharma.

Oktober 2012,
aku memberanikan diri kembali ke posko KSR USD, kembali bertemu teman lama, dan asik-adik angkatan, bahkan senior..
malu rasanya, pernah meninggalkan mereka,
malu rasanya, senior dan teman-teman masih di sana, sedang aku pernah egois pergi demi tiga huruf di belakang nama.
dan satu hal, Korps tetaplah KORPS. kebersamaan tetaplah kebersamaan. tetap berpegang pada Siamo Tutti Fratelli. aku tetap mereka terima. aku tetap dianggap bagian dari mereka.
akhirnya ku putuskan untuk memasuki lorong waktu, aku kembali ikut sebuah kegiatan terakhir pada proses pelantikan anggota baru. Gladi Lapang (GLP)
aku rasakan kembali euforia GLP.
kembali aku masuk-masuk sungai, kembali aku bekotor-kotor, kembali aku menikmati jiwa korsa.
dan yang jelas, aku bangga jadi bagian dari organisasi ini.

intinya,
setiap hal yang kita pilih dan kita yakini, jika dilakukan secara maksimal dan sepenuh hati akan menjadi batu loncatan yang kokoh

:))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar