1.
Sebagai panitia PPDB, jika mendapai pendaftar
yang berkelainan fisik tentu tetap memberinya formulir pendaftaran untuk diisi
dan member tahu syaratnya. Mengingat panitia pendaftaran yang pasti sebuah
team, maka harus ada rembugan dalam team untuk memutuskan apakah pendaftar akan
dipertimbangkan atau langsung ditolak. Namun pada dasarnya penerimaan siswa
tentu mengacu pada syarat yang telah ditentukan sebelumnya, terutama masalah
usia. Mengingat penekanan dalam proses pembelajaran adalah aspek kognitif, maka
sah-sah saja jika pendaftar tersebut tetap dipertimbangkan untuk menjadi siswa.
Di sisi lain, pada saat pendaftaran tanpa menyinggung perasaan orang uta perlu
juga dijelaskan bahwa sebenarnya ada sekolah luar biasa yang lebih lengkap
fasilitasnya untuk mengoptimalkan potensi dalam keadaan kelainan fisik. Jika
memang orang tua bersikukuh dan yakin anaknya mampu memenuhi syarat menjadi
siswa di sekolah biasa, maka hendaknya sekolah member kesempatan untuk menjadi
siswa, dan member pelayanan secara maksimal.
2.
Keluarbiasaan prenatal adalah keluarbiasaan yang
reaksi penyebabnya terjadi sebelum kelahiran atau masih dalam kandungan. Untuk
mengantisipasi keluarbiasaan, terutama menyimpang ke bawah, perlu kehati-hatian
dalam merawat kandungan. Kehati-hatian dalam menjaga kandungan harus dilakukan
oleh suami dan istri secara bersamaan, untuk saling melengkapi. Pengenalan
lingkungan dengan si janin, perlu diakukan sebaik mungkin. Jaman modern saat
inii tentu banyak instansi/ lembaga yang memberikan dan menyuguhkan perawatan
selama proses kehamilan. Konsultasi dengan ahlinya, dalam hal ini dokter
merupakan salah satu solusi terbaik untuk menyiapkan bayi menghadapi dunia
nyata.
3.
Perbandingan pelayanan anak luar biasa system
segresi dan integrasi:
Perbedaan
|
System
Segresi
|
Sistem
Integrasi
|
Pengertian
|
Pendidikan yang
memisahkan antara anak biasa dan anak luar biasa.
|
Pendidikan yang
memadukan antara anak biasa dengan anak luar biasa
|
Kelebihan
|
ALB mendapat
perhatian lebih intensif sehingga mendapat pelayanan yang maksima
|
ALB merasa menjadi anak
normal dan tidak merasa minder dengan keadaannya yang luar biasa
|
Sesame ALB akan
merasa senasib sehinggan menjadi lebih dekat dan akrab
|
Materi pelajaran yang
diberikan sama, sehingga ALB tidak mempunyai kesan pilih kasih pada guru
|
4.
Perbedaan penanganan anak luar biasa system GPK
dan guru konsultan:
Perbedaan
|
GPK
|
Guru
Konsultan
|
Pengertian
|
Guru pada PLB bertugas di lebih dari
satu sekolah, sehingga bias berkunjung ke sekolah-sekolah yang sudah
ditentukan
|
Ada guru PLB sebagai konsultan guru, kepala
sekolah, dan orang tua siswa, sehingga benar-benar mempunyai dasar bersikap
pada ALB
|
Kelebihan
|
Guru kunjung membatu identifikasi
masalah
|
Konsultan membanttu guru mengenai metode
yang tepat untuk digunakan
|
Dapat member konsultasi pada guru di
sekolah
|
Data melayani banyak siswa
|
|
Layaan paruh waktu
|
Member pengaruh pada lingkunagn belajar
|
|
Mengakomodasi kebutuhan beberapa
sekolah dengan cara yang ekonomis
|
Layanan dapat dikoordinir
|
|
Kelemahan
|
Bantuan tidak konsisten
|
PLB dianggap orang luar
|
Guru kunjung kurang akrab
|
Pengetahuan PLB mengenai keseharian ALB
sangat minim
|
|
Timbul masalah transportasi
|
Terjadi pemisahan antara pembelajaran dan
assessment
|
|
Kesinambungan kurang terpelihara, dan
kelanjutan kurang teratur
|
|
5.
Evaluasi belajar anak tunanetra jika materi uji
sama dengan anak awas, perlu ada sedikit perbedaan yang menyangkut bentuk tes/
soal dan teknik pelaksanaan. Tes yang diberikan pada anak tunanetra tentu akan
lebih baik jika tidak mengandung unsure-unsur yang memerlukan persepsi visual,
apabila menggunakan tes tertulis, soal hendaknya diberikan dalam huruf Braille
atau menggunakan reader (pembaca) apabila menggunakan hurus awas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar