BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang
membantu peserta didik untuk memahami pengetahuan yang disampaikan pendidik.
Model pembelajaran inovatif merupakan bentuk pembelajaran yang membantu
pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata yang
dialami peserta didik. Proses pembelajaran seperti itulah yang dapat memberikan
pelayanan mengarah pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM). “Kemampuan menerapkan pembelajaran PAIKEM tersebut
diperlukan penguasaan model pembelajaran yang memadai” (Sugiyanto,2010:2).
Salah satu contoh pembelajaran inovatif adalah Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR).
PPR merupakan pendekatan pembelajaran yang
dilandaskan pada nilai- nilai kristiani. Subagya (2010:42) menyatakan bahwa
proses pembelajaran dengan pendekatan PPR membawa peserta didik untuk
menyelesaikan satu siklus yang berkesinambungan, yaitu konteks à
pengalaman à
refleksi à
aksi à
evaluasi. Setiap aspek selalu berkaitan dan tidak boleh dipisah-pisahkan.
Proses pembelajaran menggunakan PPR bertujuan untuk membentuk pribadi peserta
didik yang utuh, yang berprestasi dalam nilai kognitif (competence), mempunyai hati nurani yang tajam (conscience), dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi (compassion ).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti selama proses Program Pengalaman Lapangan (PPL), prestasi belajar
peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam yang berupa nilai kognitif (competence) pada mata pelajaran Matematika
dan PKn masih tergolong rendah. Hal itu dibuktikan dengan nilai sebagian
peserta didik kelas II pada ujian akhir sekolah masih dibawah standar
ketuntasan minimal mata pelajaran, yaitu 70. Selain itu, berdasarkan wawancara
dengan pendidik, mata pelajaran PKn termasuk mata pelajaran yang sulit diajarkan.
Hal itu disebabkan melalui mata pelajaran ini pendidik merasa mempunyai
tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai moral pada peserta didik, namun di
sisi lain pendidik mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan materi ajar.
Kesulitan yang dialami pendidik untuk menanamkan nilai-nilai moral tercermin
pada rendahnya keisiplinan peserta didik dan kurangnya kerja sama antar peserta
didik pada saat proses pembelajaran. Rendahnya kedisiplinan pada saat proses
pembelajaran dibuktikan dengan keinginan untuk maju ke depan yang tidak
terkendali. Mereka saling berebut untuk bisa maju ke depan. Selain itu, mereka
tidak mau membuang sampah yang bukan miliknya. Rendahnya kerja sama terbukti
dengan peserta didik tidak mau diminta untuk kerja sama, mereka memilih
mengerjakan tugas sendiri, atau memilih-milih teman dalam bekerjasama.
Sebagai calon pendidik, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang diharapkan dapat meningkatkan nilai kognitif,
disiplin, dan kerja sama pada peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam. Penelitian
yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena menurut Isjoni
(2006:107) PTK memungkinkan pendidik mengenali karakteristik kelas dan untuk
menemukan solusi dari masalah yang dihadapi di kelas. PTK yang dilakukan
diterapkan pada proses pembelajaran berbasis PPR, karena sebagai sekolah yang
bernaung di bawah Yayasan Kanisius, SD Kanisius Gayam menerapkan proses
pembelajaran bebasis PPR.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas II SD
Kanisius Gayam merupakan pembelajaran tematik. Oleh karena itu, PPR di kelas II
SD Kanisius Gayam diterapkan dalam proses pembelajaran tematik. Depdiknas dalam
Trianto (2009:79) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
dengan tematik karena peserta didik kelas II belum mampu berpikir secara
terpisah, segala sesuatu masih harus berhubungan satu sama lain. Depdiknas (2003:28)
menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran tematik bertujuan agar pelaksanaan
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh. Depdiknas (2003:26) juga
menyatakan bahwa peserta didik pada usia kelas I dan II pada umumnya masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, perkembangan fisiknya tidak
pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion
Kelas II SD Kanisius Gayam” melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) dan Matematika.
B. Batasan Masalah
Proses
penelitian penerapan Paradima Pedagogi Reflektif tidak mungkin dilakukan secara
keseluruhan dari kelas I sampai kelas III dan pada seluruh mata pelajaran,
karena keterbatasan waktu. Oleh karena
itu, penelitian dibatasi pada proses pembelajaran tematik di kelas II pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Matematika dalam tema “gejala alam dan
peristiwa”.
C. Rumusan
Masalah
1. Apakah
penerapan PPR dalam pembelajaran tematik
dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion
peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam?
2. Bagaimana
meningkatkan competence peserta didik
kelas II SD Kanisius Gayam melalui PPR dalam pembelajaran tematik mata
pelajaran PKn dan Matematika?
3. Bagaimana
meningkatkan conscience peserta didik
kelas II SD Kanisius Gayam melalui PPR dalam pembelajaran tematik mata
pelajaran PKn dan Matematika?
4. Bagaimana
meningkatkan compassion peserta didik
kelas II SD KAnisius Gayam melalui PPR dalam pembelajaran tematik mata
pelajaran PKn dan Matematika?
D. Batasan Pengertian
1. Paradigma
Pedagogi Reflektif
Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang membawa peserta didik terjun langsung dalam pengalamannya,
tidak sekedar menerima informasi dari pendidik. Proses pembelajaran dengan
pendekatan PPR merupakan siklus konteks à pengalaman à
refleksi à
aksi à
evaluasi. Paradigma Pedagogi Reflektif dalam penelitian ini merupakan bentuk
pembelajaran yang digunakan di kelas II SD Kanisius Gayam.
2. Pembelajaran
Tematik
Pembelajaran
Tematik merupakan salah satu bentuk pembelajaran terpadu yang mengaitkan
beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran berdasar suatu tema yang
telah ditentukan. Pembelajaran tematik dalam penelitian merupakan pembelajaran
tematik mata pelajaran PKn dan Matematika di kelas II SD kanisius Gayam.
3.
Competence,
Conscience, Compassion
Competence,
conscience, dan compassion
merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran berbasis PPR. Competence merupakan kemampuan
penguasaan kompetensi secara utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif. Conscience merupakan kemampuan afektif
yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani. Compassion merupakan aspek psikomotor
yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama. Competence, conscience, dan compassion dalam penelitian ini
merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran di kelas II SD
Kanisius Gayam.
4.
Peserta Didik Kelas II SD
Peserta
didik adalah anak-anak yang menerima pelajaran dari pendidik. Peserta didik kelas
II berarti anak yang menerima pelajaran dari pendidik di tingkat II pada
jenjang Sekolah Dasar (SD). Dalam penelitian ini, peserta didik berarti anak
yang melakukan proses pembelajaran bersama pendidik di tingkat dua (2) Sekolah
Dasar Kanisius Gayam.
E. Pemecahan Masalah
Masalah
dalam penelitian ini adalah rendahnya competence,
conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD
Kanisius Gayam pada mata pelajaran PKn dan matematika. Rendahnya competence, conscience, dan compassion akan diatasi dengan melakukan
proses pembelajaran tematik berbasis PPR..
F.
Tujuan
1.
Untuk meningkatkan competence peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam dengan
penerapan PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.
2.
Untuk meningkatkan conscience peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam dengan
penerapan PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.
3.
Untuk meningkatkan compassion peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam dengan
penerapan PPR dalam pembelajaran tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.
G. Manfaat
1. Manfaat
Teoritis
Secara teoritis, Penelitian Tindakan
Kelas ini dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan mengenai salah satu metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan competence,
conscience, dan compassion.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Peneliti
Manfaat yang dapat diambil peneliti
dari penelitian ini adalah pengalaman melakukan Penelitian Tindakan Kelas,
khususnya dalam pembelajaran tematik berbasis PPR pada mata pelajaran PKn dan
Matematika.
b. Bagi
Pendidik
Penelitian ini dapat menjadi
inspirasi dalam penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran
tematik mata pelajaran PKn dan Matematika.
c. Bagi
Peserta Didik
Peserta didik dapat mengalami
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan nilai competence, kedisiplinan dan kerjasama.
d. Bagi
Sekolah
Penelitian ini dapat meningkatkan
banyaknya pendidik yang menggunakan PPR dalam melakukan proses pembelajaran.